TIDAK LUPA.COM - Ruh adalah salah satu sebuah wujud yang tidak terlihat tapi begitu nyata keberadaannya, walau banyak diperbincangkan dan banyak pula yang ingin mengetahui lebih dalam tentangnya. Dimana istilah yang tidak terlihat itu ternyata banyak ragam serta bentuk dalam pandangan filsafat dan tasawuf Islam,
di samping istilah an-nafs dan ruh, juga ditemukan istilah al-qalb (kalbu) dan
al-‘aql (akal). Empat istilah tersebut mempunyai hubungan yang erat sekali. Perbedaannya terletak pada penggunaan arti.
Dalam kitab ‘Sirr al-Asrar’ yang berisi kumpulan ajaran
Syekh Abdul Qadir al-Jilani didapati keterangan bahwa pada awalnya manusia
dicipta oleh Allah SWT di alam lâhût (alam dimensi ketuhanan). Manusia awal itu
adalah manusia yang masih berwujud ruh (jiwa) yang sangat murni, yang disebut
rûh al-quds.
Allah SWT adalah cahaya (QS an-Nûr 24). Ruh
al-Quds yang dicipta langsung oleh Sang Cahaya pun mengandung cahaya yang
sangat murni, yang memiliki tingkat radiasi sangat tinggi.
Selanjutnya Ruh al-Quds (Sirr), yang sudah
dibalut dengan Ruh as-Sulthany (Fuad) dan Ruh ar-Ruhaniyah (Qalbu), diturunkan
lagi ke alam level-4 yaitu alam mulki. Inilah alam kosmik yang sekarang dapat
kita lihat secara visual dengan mata kepala kita.
Alam kosmik wujudnya sangat lahiriah dan dapat dikenali secara empirik (terukur). Namun radiasi cahaya Ruh al-Quds, meski sudah dibalut dengan dua lapis ruh lainnya, masih terlalu tinggi bagi alam ini. Apa yang ada di alam mulki dapat terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds. Untuk itu, sebelum diturunkan ke alam mulki, Ruh al-Quds dibalut lagi dengan lapis ke-3 yaitu Rûh al-Jismâny yang untuk mudahnya sering disebut dengan Rûh saja. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel berikut ini.
Alam kosmik wujudnya sangat lahiriah dan dapat dikenali secara empirik (terukur). Namun radiasi cahaya Ruh al-Quds, meski sudah dibalut dengan dua lapis ruh lainnya, masih terlalu tinggi bagi alam ini. Apa yang ada di alam mulki dapat terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds. Untuk itu, sebelum diturunkan ke alam mulki, Ruh al-Quds dibalut lagi dengan lapis ke-3 yaitu Rûh al-Jismâny yang untuk mudahnya sering disebut dengan Rûh saja. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel berikut ini.
Alam Ruh (Nafs)
Lahut Ruh Al-Quds-Sirr
Jabarut Ruh As-Sulthany-Fu'ad
Malakut Ruh Ar-Ruhany-Qalbu
Mulki
Ruh Al-Jismany-Ruh
Diri (nafs) kita yang hakiki dalah diri yang
berwujud ruh (jiwa). Tubuh biologis kita hanyalah cangkang atau wadah bagi diri
kita yang sesungghnya, yaitu ruh. Di dalam rûh ada qalbu, di dalam qalbu ada
fuâd dan di dalam fuad ada sirr. Sirr adalah rahasia. Sirr berisi rahasia-rahasia
Allah untuk orang itu berupa sifat-sifat Allah, rencana dan takdir Allah. Sirr
terhubung langsung dengan Allah SWT.
Dikenal pula istilah lubb yang jamaknya albâb.
Surat Ali Imran ayat 130 menyebut Uli al-Albâb sebagai individu yang selalu
berdzikir, berfikir, dan beribadah. Apa arti lubb? Kalau kita menebang sebatang
pohon, lalu kita perhatikan penampang potongannya, akan terlihat di bagian
tengah dari batang pohon itu ada bagian yang berwarna kecoklatan. Itulah inti
dari batang pohon tersebut. Arab menyebutnya lubb.
Qalbu adalah lubb bagi ruh. Intinya ruh adalah
qalbu, intinya qalbu adalah fu’ad, dan intinya fuad adalah sirr. Sirr adalah
inti dari segala inti, yang mengandung rahasia dari segala rahasia, sehingga
disebut Sirr al-Asrar (secret of the secrets).
Banyak orang memahami bahwa hati (qolbu) itu
adalah segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman ini tidak salah karena
didasarkan pada sabda Rosululloh Saw sebagai berikut :
Artinya : “… Ketahuilah bahwa dalam diri ini
terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika
dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati
(qolbu) “. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Namun pemahaman ini adalah pemahaman yang
sangat mendasar yang diajarkan oleh Rosululloh Saw kepada umatnya yang pada
waktu itu masih kental dengan kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang
sulit difahami secara akal. Adapun maksudnya agar umatnya mudah mengerti dan
tidak timbul banyak pertanyaan yang menjadikannya kembali kepada kemusyrikan
dan kekufuran.
Qolbu adalah sebuah latifah/titik
sensor/dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik sebagaimana difahami
oleh sebagian kita. Untuk membuktikan bahwa qolbu itu bukanlah daging hati,
kita bisa melihat dan menyaksikan seekor ayam atau kambing yang kita potong
kemudian kita bedah perutnya maka kita akan menemukan pada hewan tersebut
segumpal daging yang disebut daging hati, tapi pernahkah setelah kita cari
kemudian kita temukan di dalam perut hewan yang sudah dibedah tersebut ada
daging qolbu.
Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau
restoran lalu kita bertanya apakah disana ada sop daging hati atau goreng
daging hati, maka pasti di salah satu warung makan atau restoran itu ada dan
disediakan menu makanan dengan lauk sop atau goreng daging hati.
Tapi coba kita tanyakan apakah disana ada sop
atau goreng daging qolbu, maka jawabannya pasti tidak ada karena qolbu tidak
diperjualbelikan dan bukan untuk dimakan dan bukan pula berbentuk segumpal
daging.
Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu
dalam bahasa arab disebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam
Al-Ghozali r.a adalah ruh, akal atau nafsu.
APA ITU RUH?
Firman Allah Swt dalam surah Al-Israa ayat 85 :
Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Firman Allah Swt dalam surah Al-Israa ayat 85 :
Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Dalam kitab sirrur asror karya Syekh Abdul
Qodir Al-Jailani dikemukakan sebagai berikut : Makhluk yang pertama kali
diciptakan oleh Alloh Swt adalah ruh, ruh siapa? Ruh Muhammad Saw.
Sebagaimana telah Allah firmankan dalam hadits
qudsi : “Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”.
Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat
Muhammad disebut nur kenapa disebut nur ? karena bersih dari segala kegelapan.
Ruh Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh
makhluk, sebagaimana sabda beliau Saw : “aku dari Allah dan makhluk lain dari
aku”.
Dari ruh Muhammad inilah Allah menciptakan
semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh
Muhammad). Kemudian ruh-ruh tersebut diturunkan ke tempat yang terendah,
dimasukkan kepada makhluk yang terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri
diciptakan Allah dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api dan
angin).
Setelah diwujudkan jasad itu maka Allah
menitipkan ruh dari-Nya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya
Allah akan mengambil kembali titipannya itu.
Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah:
Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah:
Ketika Allah bertanya kepada semua ruh: "Alastu birobbikum?
(BukankahAku ini Tuhanmu sekalian?) Ruh-ruh menjawab:" Benar, Engkau
adalah Tuhan kami. (Al-A'raf 172)
Tapi sayang banyak ruh yang lupa dengan
perjanjian awalnya terhadap Allah Swt, sehingga mereka terlena dan betah
tinggal di dalam jasad sebagai tempat terendah bagi mereka.
Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang
perjanjian awal pada hakikatnya mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu
alam lahut meskipun badannya di bumi. Namun sangat sedikit orang yang sadar dan
berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya.
Oleh karena itu Allah melimpahkan kenabian
kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka. Nabi
mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Allah Swt.
Tapi sebagai manusia biasa Nabi memiliki
keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka
kemudian Allah mewariskan tugas ini kepada para ulama yang sholih yang sudah
mencapai kesucian ruh dan telah Allah berikan bashiroh (pandangan yang jelas)
kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah para wali Allah.
Para wali Allah sebagai ahli bashiroh telah
dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Allah, mereka itulah yang
disebut ahli ruhani.
Ruh terbagi ke dalam 4 bagian:
Ruh Al-Qudsi (ruh termurni)
yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan talqin kalimat “Laa Ilaaha Illallah”. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani).
Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Allah. Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sir tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat/menelitinya kecuali Allah. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Allah dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.
yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan talqin kalimat “Laa Ilaaha Illallah”. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani).
Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Allah. Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sir tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat/menelitinya kecuali Allah. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Allah dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.
Ruh Sulthoni
adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Allah dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah melihat pantulan “Jamalillah” (keindahan Allah). Tempatnya adalah di sorga ketiga yaitu sorga firdaus.
adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Allah dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah melihat pantulan “Jamalillah” (keindahan Allah). Tempatnya adalah di sorga ketiga yaitu sorga firdaus.
Ruh Sairani Rawani (ruh-ruhani)
adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Allah Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan didalam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan sorga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga tingkat ke dua yaitu sorga na’im.
adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Allah Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan didalam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan sorga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga tingkat ke dua yaitu sorga na’im.
Ruh jismani
adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh jismani Allah telah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir.
adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh jismani Allah telah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir.
Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at,
hasilnya adalah wilayah (pertolongan Allah), mukasyafah (terbukanya hijab
antara manusia dengan Allah), dan musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan
Allah) begitupula karomatul kauniyah pada martabat kewalian seperti ; berjalan
di atas air, terbang di udara, menyingkat jarak, mendengar dari jauh, melihat
rahasia badan dan sebagainya, Keuntungan di akhirat akan ditempatkan di surga
ma’wa.
Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di
daerah keberadaannya, dan bekal/alat pengolahannya dan keuntungan/hasil
pengolahannya dan cara pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui
secara tertutup (rahasia) maupun secara terbuka.
Oleh karena itu wajib bagi setiap manusia untuk
mengetahui cara mengolah dirinya, sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini
akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.
Tujuan utama didatangkannya manusia kea lam
terendah adalah agar manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan
mencapai darajat (kembalinya manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati
(qolbu) dan jasad. Maka perlu ditanamkan bibit tauhid di ladang hati agar
tumbuh menjadi pohon tauhid yang akarnya tertanam di dalam rasa dan
menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridho Allah Swt.
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau
hakikat Muhammad itu adalah akal.
APA ITU AKAL?
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepa ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan.
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepa ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari
kesesatan, semoga kita diberikan pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga
kita tahu sebenarnya akal itu apa. Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman
dengan menggunakan otak kita ini, otak ini selalu menuntut bukti nyata, alasan
dan sebab yang benar menurutnya.
Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Allah berikut :
Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Allah berikut :
Artinya : “dan apabila kamu menyeru (mereka)
untuk (mengerjakan) sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan.
yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau
mempergunakan akal”. (Al-Maaidah ayat 58)
Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami
ayat-ayat Allah baik yang kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir dengan akal
tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung
dengan satu kesimpulan : “robbana maa kholaqta hadza baathila” tidak ada
sesuatu apapun yang Allah telah ciptakan itu sia-sia. Apabila seseorang telah
mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya
akan semakin mantap dan terus meningkat.
Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah
otak, pernahkah anda makan goreng atau pepes ikan mas ? ketika kita makan
dibagian kepalanya akan terdapat yang disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah
di kepala ikan itu akal, maka pasti tidak ada karena akal bukan di kepala dan
akal bukan otak. Kalau akal diartikan otak seperti yang ada di kepala ikan maka
berarti ikan juga punya akal.
Jadi jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Allah firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :
Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”.
Jadi jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Allah firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :
Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”.
Dalam ayat di atas Allah menggunakan kata
qolbun untuk menyatakan akal.
APA ITU NAFSU?
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Allah surah At-Takwir ayat 7 :
Artinya : “dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”.
Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh.
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Allah surah At-Takwir ayat 7 :
Artinya : “dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”.
Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh.
Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan.
Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal
dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :
Nafsu Amaroh
Nafsu amaroh tempatnya adalah "Ash-Shodru" artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi
Nafsu amaroh tempatnya adalah "Ash-Shodru" artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi
Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah tempatnya adalah "Al-Qolbu" artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa
Nafsu lawwamah tempatnya adalah "Al-Qolbu" artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa
Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah "Ar-Ruh" tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Allah
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab
Nafsu mulhimah tempatnya adalah "Ar-Ruh" tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Allah
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab
Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah "As-Sirr" artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah "As-Sirr" artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan
Nafsu Rodhiah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah "Sirr-Assirr" artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah "Sirr-Assirr" artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji
Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah "Al-Khofiy" artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Allah
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah "Al-Khofiy" artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Allah
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah "Al-Akhfa" artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin
Nafsu kamilah tempatnya adalah "Al-Akhfa" artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin
QOLBU = RUH = AKAL =
NAFSU
Kenapa dikatakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari kita lihat bersama apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila saya tanyakan, mayat ini sudah tidak ada apanya : qolbunya, ruhnya, akalnya atau nafsunya. maka pasti jawabannya : “semuanya”.
Kenapa dikatakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari kita lihat bersama apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila saya tanyakan, mayat ini sudah tidak ada apanya : qolbunya, ruhnya, akalnya atau nafsunya. maka pasti jawabannya : “semuanya”.
Tidak salah apabila ada yang mengatakan
qolbunya yang tidak ada, karena ketika seseorang meninggal maka qolbunya yang
selalu menjadi sumber perasa ketika masih hidup seperti ; sedih, senang,
tentram, menyesal, marah maka setelah meninggal perasaan di mayat itu hilang,
dia tidak merasakan apa-apa lagi.
Tidak salah juga kalau orang berkata ruhnya
yang tidak ada, karena ruh adalah nyawa bagi mayat itu. Setelah ruhnya tidak
ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas lagi tidak berdetak lagi
jantungnya serta nadinyapun tidak berdenyut lagi.
Apabila ada yang mengatakan akalnya yang tidak
ada, maka ini juga betul karena setelah meninggalnya seseorang maka mayat orang
tersebut tidak akan berfikir lagi dan tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu
yang dulu pernah dipelajarinya selagi hidup.
Terakhir jika dikatakan yang tidak ada itu
nafsunya, maka ini pun betul. Karena nafsu itu adalah unsur dalam jiwa orang
yang masih hidup yang memiliki keinginan-keinginan baik maupun buruk. Dengan
demikian setelah menjadi mayat maka tidak ada lagi pada mayat itu nafsunya
sehingga dia tidak memiliki keinginan apapun.
Sekarang dapat kita
simpulkan kalau semua jawaban tersebut adalah benar, maka berarti keempat nama
yang berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam
Al-Ghozali r.a : qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu. (syai’un wahidun).
Al-Gazali berkesimpulan bahwa hubungan ruh dengan jasad
merupakan hubungan yang saling memengaruhi. Di sini al-Gazali mengemukakan
hubungan dari segi maknawi karena wujud hubungan itu tidak begitu jelas. Lagi
pula ajaran Islam tidak membagi manusia dalam kenyataan hidupnya pada aspek
jasad, akal, atau ruh, tetapi merupakan suatu kerangka yang saling membutuhkan
dan mengikat. Itulah yang dinamakan manusia. (WY)