5, Permainan Tradisional di Indonesia Yang Hampir Punah




Menjadi seorang anak tidak lepas dari sebuah permainan sekaligus kebersamaan untuk bisa bersukaria dengan teman sebayanya. Namun sayangnya, permainan dan keakraban dengan suasana yang biasa kita lihat pada zaman dulu dan sekarang jelas berbeda dan bahkan hampir tidak ada. Diprediksikan 10 tahun mendatang adalah generasi ‘gagal’ karena faktor kurang kedekatan dan komunikasi. Apakah ini faktor bibit-bibit yang ditanamkan dari masa kecil?
Permainan-permainan berikut dinilai paling menyenangkan, dan mengingatkan kamu yang lahir di tahun 80-an ke masa kecil dengan penuh kebersamaan. Masih inget permainan masa kecil? Banyak orang yang menyayangkan tradisi permainan zaman dulu yang terancam punah. Sedangkan permainan dulu sangat banyak manfaatnya salah satunya melatih berbagai fungsi otak dan melatih anak bersosialisasi.
Mungkin list ini akan mengingatkan memori lama kamu dan bernostalgia dengan memori-memori masa kecil kamu.
1. Layangan



Siapa yang tidak kenal dengan layangan?. Permainan layang-layang ini sangat digemari oleh para anak laki-laki. kata ‘layang’ diduga berasal dari kata melayang. Benda ini dibuat dari kertas minyak, dengan kerangka bambu, disambungkan dengan tali kenur untuk mengendalikan layangan. Dan bahkan konon permainan ini sanga digemari bahkan di lobakan ditiap beberapa daerah pada tiap musih angin, cara permainannya terkesan mudah, tapi lumayan susah karena membutuhkan bantuan angin. Sebelum lepas landas, kamu harus mencari lapangan yang luas, dan menunggu angin berhembus. Untuk starting kamu harus memegang layangan tersebut, dan menjulurkan tali sedikit demi sedikit hingga layangan pun perlahan terbang.
Tradisi ini hampir musnah ketika memasuki era teknologi. Sangat disayangkan sih, karena permainan ini melatih kamu mengarahkan benda dengan memanfaatkan angin.

2. Petak Umpet


Nahhh,,, yang satu ni lagi tidak kalah menariknya dengan layangan dan permainan ini tidak hanya digemari di Indonesia lho. Permainan ini bisa dilakukan oleh lebih dari 2 orang, orang-orang yang ikut permainan ini biasanya mengawali hompimpa untuk menentukan siapa yang kalah. Yang kalah harus memejamkan mata dan berbalik menghitung dari angka 10 atau dari 1 sampai 10. Nama tempat untuk memejamkan mata disebut Bong, Inglo, atau Hong. Dan orang-orang yang menang, mereka akan bersembunyi dimanapun mereka mau sampai saatnya bisa ditemukan dan jika ditemukan maka dinyatakan kalah. Ada pula yang berhasil menyelinap menuju Bon, dan dinyatakan menang.
3. Lompat Tali

Permainan tradisional selanjutnya adalah lompat tali, dari namanya saja sudah dapat kamu bayangkan bahwa permainan ini berhubungan dengan tali. Permainan ini umumnya disukai anak perempuan dan melibatkan 3-10 orang anak. Tidak sedikit anak laki-laki yang tertarik bermain lompat tali. Untuk mempersiapkan permainan ini biasanya mereka akan membuat tali karet agar tidak melukai kulit peloncat. Permainanpun dapat dimulai dengan menentukan siapa yang menjaga dan siapa yang melompat.
Aturan mainnya, untuk pelompat ia harus melewati tali dengan ketinggian tertentu, bila berhasil dengan ketinggian rendah, tali akan di naikan lagi sampai pemainpun merasa lelah, menyerah atau tidak mampu melewati tali. Dengan begitu pelompat dinyatakan kalah dan menjadi penjaga, begitupun selanjutnya.
4. Gobak Sodor

Permainan tradisional selanjutnya terbilang rumit karena membutuhkan 6-10 orang, dan dibagi menjadi dua tim untuk menjadi tim penyerang dan tim penjaga. Tim penjaga akan menjaga disetiap garis kotak yang berukuran 5mx3m. Biasanya tim penyerang akan melewati satu persatu tim penjaga hingga akhirnya ia melewati garis finish dengan syarat tim penyerang tidak boleh kesentuh oleh tim penjaga. Jika tersentuh maka ia dinyatakan gagal.
Permainan ini membutuhkan tenaga ekstra dan kelincahan berlari. Tidak heran banyak anak laki-laki yang berminat bermain permainan ini, namun adapun anak perempuan yang menyukai permainan ini.
5. Engklek

Permainan tradisional terakhir bernama engklek. Permainan ini harus menggambarkan tiap petak seperti pada gambar. Pemainnya biasanya berjumlah 2-5 orang, dan dilakukan secara bergantian. Setiap orang memegang batu, gacuk, kereweng atau benda berukuran datar untuk menandakan kotak, lalu mulai melompati tiap petak dengan kaki 1, petak yang sudah ditandai tidak boleh diinjak oleh siapapun, maka harus berpijak dipetak berikutnya.

BAGIKAN KE ORANG TERDEKAT ANDA
ONE SHARE ONE CARE

Sekilas tentang penulis : tidak lupa

terimakasih anda telah membaca artikel yang kami buat di blok ini, semoga bisa memberikan wawasan cakrawala sejarah. silahkan baca artikel lainnya yang lebih menarik s