Penelusuran Kisah Mistis : Jembatan Mbok Ninggar Kota Lumajang




TIDAK LUPA.COM Setiap penghubung jalan berfungsi sebagai perantara sekaligus penyambung antara jalan satu dengan yang lainnya, maksud dan tujuannya adalah supaya jarak tempuh yang di inginkan lebih cepat dan mudah. Sama halnya kisah sebuah nama jembatan penghubung yang ada di daerah perbatasan antara desa tunjung dengan desa gedangmas tepatnya di kabupaten lumajang bagian selatan daya. Menemukan sebuah kisah yang unik dibalik sejarah pembuatan jembatan yang berada didesa tunjung menuju gedangmas, selain berfungsi sebagai jalur cepat bagi masyarakat setempat dan juga sebagai jalur lain. Apa keunikan jembatan tersebut, dengan adanya sesosok patung semar?,dan maksud fungsi kisah jalur lain?.

Lagi-lagi team
TIDAK LUPA.COM  di kejutkan oleh suatu nama sebuah jalan penghubung, selain keunikan dari nama itu yang membuat penasaran team juga ditemukan sebuah kejanggalan unik. Sehingga team untuk terus berusaha menelusuri dari pertanyaan yang tersimpan selama ini dikalangan masyarakat dan pemuda tunjung khususnya.

Jembatan ninggar (bok ninggar), itu sebutan yang selalu terlontar masyarakat setempat. Sebuah jalan penghubung yang dibangun oleh belanda pada masa itu, sebelumnya berfungsi sebagai jalur rel kereta pengangkut (lori) dengan muatan hasil olah pertanian tebu untuk bahan baku produk gula yang di bawa menuju pabrik penggilingan tepat berada di desa jatiroto. Rel kereta yang dibangun masa itu dalam pembangunannya melibatkan warga pribumi, masih dengan sistem kerja paksa serta ketepatan wilayah yang masih jarang penghuni dengan dikelilingi hutan yang lebat pada masanya diwilayah antara desa tunjung dan gedangmas tersebut.

Konon selama pembangunan jalan penghubung rel kereta itu sering memakan korban, bahkan banyak dari warga pribumi yang kesurupan serta hilang tanpa meninggalkan jejak secara tiba-tiba. Beberapa anggota belanda sempat kebingunan dengan banyaknya masyarakat yang di pekerjakan selama pembuatan jalan dalam setiap hari selalu berkurang jumlahnya dan hilang secara misterius. Dengan kedalaman kurang lebih 7 (tujuh) meter dibawah ketinggian jembatan rel kereta yang dibangun, juga di aliri air sungai yang tidak begitu deras menuju tepat berada di daerah sungai jalan kletek desa tunjung. Dari kejadian beberapa warga yang hilang selama itu, akhirnya warga belanda serta juga dari keluwarga pribumi mencari tau mengenai keanehan yang menimpa para pekerja. 

Warga belanda dengan warga pribumi setempat melibatkan beberapa ahli spiritual kala itu untuk mendapatkan jawaban yang tepat mengenai hilangnya warga yang secara tiba-tiba. Jawabanpun terungkap, setelah pencarian dengan cara manual ataupun secara tidak kasat mata oleh para anggota spiritual. Warga setempat dan warga belanda sempat tidak percaya, dan mereka tercengang atas keterangan yang diberikan oleh tokoh spiritual tersebut. Bahwasannya, di area jalan rel kereta yang dibangun bertepatan di atas sungai kecil itu ternyata adalah jalan penghubung dari wilayah dunia lain juga yang tidak bisa dilihat oleh manusia lain pada umumnya.

Dari hasil keterangan tokoh spiritual itu, dengan mengadakan sebuah ritual dengan warga setempat konon di putuskan untuk membuat sebuah tanda dimana fungsi dari tanda itu sebagai rambu-rambu atau pengingat sekiranya yang sesuai dengan ajaran budaya dan kepercayaan adat dimasyarakat. Di tentukanlah sebuah tanda dengan membangun patung yang berbentuk semar tepat berada disebelah kiri jembatan rel kereta, yaitu sebuah tokoh pewayangan sekaligus kepercayaan masyarakat bahwa tokoh semar tersebut adalah pertanda sakral (wingit). 

Ketepatan patung semar ini pula, karena alasan yang kuat sesuai dengan kepercayaan adat masyarakat bahwa tokoh dalam pewayangan satu ini adalah sesosok penghubung antara dunia hitam dan putih. Karena itu di gambarkan dalam bentuk wajah putih, yang berarti cahaya dan berbadan warna hitam yang berarti bayangan. Serta dengan tangan menunjuk yang berarti adalah peringatan supaya masyarakat bisa berhati-hati dan selalu ingat pada Sang Pencipta disaat melewati jalan tersebut. 

Keterangan dari beberapa warga, kisah itupun bisa dirasakan sampai saat ini bahkan keanehan –keanehan yang terjadi masih terlintas sampai sekarang. Posisi patung yang tepat berada di sebelah kiri itu sengaja ditempatkan di sebelah jalan karena tepat dipatung itulah gerbang masuk dunia lain selain dunia manusia. Makanya tak heran, walau posisi tangan jari patung semar tersebut sudah putus, akibat usia patung yang sudah tua terkadang bila ketemu dengan warga setempat dipasangkan kembali jari patung semar itu disaat berada jatuh didepannya.

Memang sangat jarang, setiap tempat taupun wilayah ada sebuah patung yang dibangun oleh masyarakat mengenai sesosok tokoh pewayangan yang bernama semar tersebut. Karena, semar ini dipercaya mempunyai karismatik yang sangat luar biasa dimasanya. Dianggap orang paling tua (sesepuh) dari golongan spiritualis, sebab itu sangat jarang sekali setiap tempat selalu dibuatkan bentuk patung semar ini yang asli menyerupai bentuk dalam pewayangan baik warna, taupun corak dan bentuknya.

Team sempat mendapatkan keterangan nyata mengenai kisah mistis di jembatan ninggar tersebut dari beberapa warga setempat, yang kebetulan memang pernah mengalami kejadian-kejadian aneh di sekitaran jemabatan ninggar secara langsung. Salah satu warga yang bernama “Gaguk”,yang berprofesi kesehariannya sebagai karyawan pemerintahan didesa dan kebetulan bertugas di desa jatiroto mengatakan, “sepulang dari kerja memang saya selalu melewati jembatan ninggar ini, dan bahkan tepat selalu dimalam hari. Kebetulan sayapun membonceng teman sekantor untuk menginap di rumah, saat melewati jembatan itu kami diperlihatan sesosok wanita berambut panjang putih tepat ditengah jembatan. 

Karena kami ketakutan akhirnya kami segera bergegas untuk segera pergi. Besoknya kembali kami tetap melawati jalan itu, selain memang jalan satu-satunya yang setiap hari saya lewati setiap pulang kerja. Saya mengantarkan kembali teman saya untuk pulang kerumanya tepat masih petang menjelang hari sebelum subuh. Dan lagi-lagi kami dihadang oleh sesosok yang aneh meyerupai ular besar tepat posisi yang sama yaitu ditengan jalan jembatan. Karena saking takutnya sayapun ingin bergegas berlali tetapi sama teman saya tidak diperbolehkan.

Kami berusaha untuk menerobos sesosok ular gaib tersebut walau dengan perasaan yang sangat takut, dan sambil terheran tentang kejadian itu karena selama saya melewati jemabatan setiap harinya kurang lebih dari 3 (tiga) tahun saya belum pernah di hadang oleh makluk yang aneh-aneh.

Singkat cerita disaat setelah kejadian itu, teman saya mengingatkan kembali tentang keanehan-keanehan yang kami temui. Tenyata alasan makluk lain tersebut menampakkan kepada kami waktu itu, memang sengaja dan tanpa saya ketahui juga orang yang sempat menyaksikan keanehan kegaiban waktu itu bersama saya mempunyai mata batin penglihatan alam gaib. Itulah alasan mereka menampakkan kepada kami, dianggap menantanng keberadaan mereka serta teman sayapun sempat membuka dan membongkar apa sebenarnya yang terjadi semua yang dia lihat selain yang memang bisa saya lihat waktu itu. Mengatakan bahwa bukan hanya sesosok ular dan wanita beranbut panjang saja, tapi masih banyak makluk lain seperti perkampungan yang besar dan padat “. Ungkap gaguk, dengan merasa takut saat menceritakan.

Karena itu, setiap kisah dan kejadian intinya adalah untuk menunjukkan sebuah kebenaran mengenai keberadaan sebuah perjalanan yang dibangun oleh orang-orang terdahulu. Apapun yang terjadi, kita harus selalu ingat serta bersyukur kepada Sang Pencipta bahwa semua itu atas kehendakNya dan manusia hanya bisa mejalankan, berpasrah diri kepadaNya. (WY)



BAGIKAN KE ORANG TERDEKAT ANDA
ONE SHARE ONE CARE

Sekilas tentang penulis : tidak lupa

terimakasih anda telah membaca artikel yang kami buat di blok ini, semoga bisa memberikan wawasan cakrawala sejarah. silahkan baca artikel lainnya yang lebih menarik s